Senin, 29 April 2013

Manusia sebagai Makhluk Berbudaya



BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar belakang

Pada dasarnya manusia adalah satu-satunya makhluk ciptaan Tuhan YME yang memiliki akal,inilah yang  menyebabkan manusia  tidak pernah berhenti untuk membuat suatu inovasi baru untuk memenuhi semua kebutuhannya.Namun,kebutuhan setiap manusia berbeda-beda berdasarkan lingkungan tempat tinggalnya dan akhirnya manusia yang memiliki kebutuhan yang sama akan terbentuk menjadi suatu kelompok dengan sendirinya.Karena sifat akal manusia yang unik maka akhirnya setiap kelompok akan membuat suatu cirri khas tersendiri dan akhirnya berbagai macam budaya pun terbentuk.

1.2  Rumusan masalah

1)      Apa pengertian dan fungsi kebudayaan ?
2)      Apa yang menyebabkan  manusia disebut makhluk yang berbudaya?

1.3  Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menjelaskan pengertian dan fungsi kebudayaan dan hubungannya dengan manusia sehingga setiap orang mampu mengerti mengapa manusia disebut sebagai makhluk yang berbudaya.Akan sangat membantu untuk menyadarkan bahwa kebudayaan adalah suatu aset yang sangat berharga dan ada sejak dahulu kala sebagai suatu ciri khas suatu golongan dan kita sebagai warga Indonesia patut bangga dengan kebudayaan yang kita miliki.

Sabtu, 09 Februari 2013

Karya Tulis - Pengaruh Jejaring Sosial terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja



ABSTRAK
Penggunaan situs jejaring sosial sangat marak dalam beberapa tahun belakangan ini. Situs tersebut tidak hanya digunakan untuk berhubungan satu sama lain melainkan juga untuk kegiatan-kegiatan lain salah satunya kegiatan pemasaran. Dalam menggunakan facebook sebagai media pemasaran ada beberapa kegiatan pemasaran yang dilakukan terutama oleh technopreuner atau enterpreuner yang memanfaatkan media dan teknologi dalam kegiatan pemasarannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kegiatan dan strategi pemasaran yang dilakukan technopreuner di situs jejaring sosial facebookyaitubauran pemasaran, Komunikasi dari mulut kemulut atau Electronic Word of Mouth (EWOM), dan pemeliharaan hubungan (Nurturing Relationship).
Hasil penelitian Adapun metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pada penelitian ini penulis menggunakan konsep computer mediated communication (CMC), situs jejaring sosial, technopreuner, interaktivitas, dan kegiatan pemasaran di internet. Selain itu peneliti juga menggunakan beberapa teori yaitu teori kekayaan media dan teori pertukaran sosial.
menunjukkan bahwa para pengguna facebook di kota Bandung dalam hal ini technopreuner melakukan kegiatan dan strategi berupa bauran pemasaran, Electronic Word of Mouth (EWOM), dan Pemeliharaan Hubungan (nurturing relationship). Hasilnya yaitu bauran pemasaran 4p yaitu product, price, place, dan promotion ditambah dengan komunitas dan branding masih dapat digunakan dalam kegiatan pemasaran di internet di internet walaupun tidak semua dapat diaplikasikan secara maksimal. Sementara itu EWOM juga merupakan jenis promosi yang cocok dan efektif terhadap pemasaran di internet. Selanjutnya pengguna facebook juga menggunakan situs jejaring sosial facebook dalam melakukan pembinaan hubungan dengan pelanggan.
BAB I               
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan qaman ,maka kemajuan informasi dan tehnologi sangat di perlukan ,kemudahan dalam mengakses informasi begitu penting, sehingga peningkatan jumlah pemakai internet setiap tahun selalu meningkat di seluruh dunia. Sekarang banyak sekali layanan - layanan akses internit yang kita pilih sesuai sesuai dengan kebutuhan kita salah satunya layanan akses internet dari PT TELKOM Seperti, telkomnet instan dan telkom speedy. Telkomnet instan merupakan layanan Akses dial –up dengan kecepatan berkisar antara 40 kbps -56 kbps sedangkan telkom speedy merupakan akses ADSL dengan kecepatan up.
Ada lagi layanan internet yang menggunakan wireless lan yang merupakan Akses internet tanpa kabel, atau menggunakan handpone, PDA, laptop dan yang lain. Selain itu sinyal hotspot yang sering di sebarkan di tempat-tempat seperti : mail, CafĂ©, kampus, atau berbagai tempat lainnya bisa di gunakan untuk mengakses – Internet, kita haya perlu membawa peralatan mobile kita di tempat tersebut dan ber- Internetan di sana. Di era sekarang setiap masyaraakat tentunya telah di permudah untuk mengakses Internet, begitu pula remaja, pada umumnya remaja cenderung menginginkan sesuatu yang serba instan dan cepat sehingga tergadang kurang memikirkan aspek dampak. Maka dari itu penulis menyusun karya tulis ini agar para pembaca dapat lebih memahami pengaruh internet terhadap kehidupan remaja khususnya di daerah Pamekasan.
1.2. Rumusan Masalah
Menurut Uncoln dan Guba (1985:218), Masalah adalah suatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua factor atau lebih yang menghasilkan situasi yang menimbulkan tanda Tanya dan denga sendirinya memerlukan upaya untuk mecari suatu jawaban (Dalam moleong 2005:93)
Maka dalam karya tulis ini penulis menyimpulkan rumusan masalah sehubungan dengan karya tulis ini adalah,
A. Bagaimanakah proses pengenalan remaja dikota Pamekasan pada Internet ?
B. Apakah perkembangan Internet dj Pamekasan mempengaruhi kehidupan remaja ?

1.3. Tujuan Penelitian   
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi yang objektif tentang : Pengaruh internet terhadap kehidupa remaja di Pamekasan

1.4. Manfaat Penelitian
A. Bagi penulis : Menyadarkan masyarakat bahwa Internet dapat membawa dampak terhadap kehidupan remaja   baik secara positif maupun negative.
B. Bagi pembaca : Sebagai tambahan informasi dalam memaksimalkan fungsi Internet.
C. Bagi SMA 1 Pamekasan : sebagai reperensi dan bahan rujukan dalam upaya memberikan pengetahuan penggunaan Internet secara terarah.
D. Bagi guru : Sebagai masukan dalam merancang pempelajaran beretika melalui Internet.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Perkembangan Internet
Sejarah Internet di mulai pada 1969 ketika departemen kesehatan Amerika, U.S. Devence Advanced Research Projects Agency (DARPA) memutuskan untuk mengadakan riset tentang bagaimana caranya menghubungkan sejumlah koputer sehingga membentuk jaringan organik. Program riset ini di kenal dengan nama ARPANET.
Pada tahun 1970, sudah lebih dari 10 kompyter yang berhasil dihubungkan satu sama lain sehingga mereka bisa saling berkomunikasi dan membentuk sebuah jaringan.
Tahun 1972, Roy Tomlinson berhasil menyempurnakan program e-mail yang dia ciptakan setahun yang lalu untuk ARPANET. Program e-mail ini begitu mudah sehingga langsung menjadi populer. Pada tahun yang sama, Icon @ juga di perkenalkan sebagai lambang penting yang menunjukkan “at” atau “pada”.
Tahun 1973, jaringan komputer ARPANET mulai dikembangkan ke luar Amerika Serikat. Komputer University College di London merupakan komputer pertama yang ada di luar Amerika Serikat yang menjadi anggota jaringan ARPANET. Pada tahun yang sama, dua orang ahli komputer yakni Viton Cerf dan Bob Kahn mempresentasikan sebuah gagsan yang lebih besar, yang menjadi cikal bakal pemikiran Internet. Ide ini di presentasikan untuk pertama kalinya di Universitas Sussex.
Hari bersejarah berikutnya adalah tanggal 26 MARET 1976, ketika Ratu Inggris berhasil mengirimkan e-mail dari Royal Signal and Radi Establishment di Malven. Setahun kemudian, sudah lebih 100 komputer yang bergabung di ARPANET membentuk sebuah jaringan atau network.
Pada 1979, Tom Truscott, Jim Ellis dan Steve Bellovin menciptakan newsgroups pertama yang diberi nama USENET. Tahun 1981 france Telecom menciptakan gebrakan dengan meluncurkan telepon televisi pertama, dimana orang bisa saling menelpon sambil berhubungan dengan video link.
Karena komputer yang membentuk jaringan semakin hari semakin banyak, maka dibutuhkan sebuah protokol resmi yang diakui oleh semua jaringan. Pada tahun 1982 dibentuk transmission control protocol atau TPC dan internet protokol atau IP yang kita kenal semua.
Sementara itu, di Eropa muncul jaringan komputer tandingan yang dikenal dengan Eunet, yang menyediakan jasa jaringan komputer di negara – negara Belanda, Inggris, Denmark dan Swedia. Jaringan Eunet menyediakan jasa e-mail dan newsgroup USENET.
Untuk meragamkan alamt dijaringan komputer yang ada, mak pada tahun 1984 diperkenalkan sistem nama domain, yang kini dikenal dengan DNS atau Domain Name System. Komputer yang tersambung dengan jaringan yang ada sudah lebih dari 1000 komputer. Pada tahun 1988, Jarko Oikarinen dari Finland menemukan dan sekaligus memperkenalkan IRC atau Internet Relay Chat. Setahun kemudian, jumlah komputer yang saling berhubungan kembali melonjak 10 kali lipat dalam setahun. Tak kurang dari 100.000 komputer kini membentuk jaringan.
Merupakan tahun yang paling bersejarah, ketika Tim Berners Lee menemukan program editor dan browser yang bisa menjelajah antara satu komputer dengan komputer yang lainnya, yang membentuk jaringan itu. Program inilah yang disebut www, atau Worl Wide Web. Tahun 1992, Komputer yang saling tersambung membentuk jaringan sudah melampaui sejuta komputer, dan di tahun yang sama muncul istilah surfing the internet. Tahun 1994, Situs internet telah tumbuh menjadi 3000 alamat halaman, dan untuk pertama kalinya virtual-shopping atau e-retail muncul di internet. Dunia langsung berubah. Di tahun yang sama Yahoo! didirikan, yang juga sekaligus kelahiran Netscape Navigator 1.0.
Dewasa ini kemajuan teknologi internet telah merambah ke segala bidang kehidupan, mulai dari bidang bisnis, hiburan, budaya dan bahkan pendidikan. Kita semakin dipermudah dengan adanya teknologi yang satu ini. sejak perkembangan pertamanya Internet telah merubah tatanan dan budaya hampir sebagian manusia diberbagai penjuru dunia. Meninggalkan segala pekerjaan yang bersifat manual dan mulai beralih kepada dunia digital (internet).
2.2. Kehidupan Remaja
Kata “remaja” berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang berarti to grow atau to grow. Banyak tokoh yang memberikan definisi tentang remaja, seperti DeBrun (dalam Rice, 1990) mendefinisikan remaja sebagai periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa.
Menurut Papalia dan Olds (2001), masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun. Menurut Hurlock (1981) remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun. Monks, dkk (2000) memberi batasan usia remaja adalah 12-21 tahun. Menurut Stanley Hall (dalam Santrock, 2003) usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun. Berdasarkan batasan-batasan yang diberikan para ahli, bisa dilihat bahwa mulainya masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangat bervariasi. Bahkan ada yang dikenal juga dengan istilah remaja yang diperpanjang, dan remaja yang diperpendek.
Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi perubahan yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis. Ada beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja antara lain.
 Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal dengan sebagai masa storm & stress. Dari segi kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru yang berbeda dari masa sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri dan bertanggung jawab.
 Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain. Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi dirinya dibawa dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal menarik yang baru dan lebih matang. Hal ini juga dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja, maka remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih penting.
 Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa.
 Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Di satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan tersebut, serta meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab tersebut.
Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Statemen ini sudah dikemukakan jauh pada masa lalu yaitu di awal abad ke-20 oleh Bapak Psikologi Remaja yaitu Stanley Hall. Pendapat Stanley Hall pada saat itu yaitu bahwa masa remaja merupakan masa badai dan tekanan (storm and stress) sampai sekarang masih banyak dikutip orang. Erickson menyatakan masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas dan karakter diri.
Alport (193752) menyatakan bahwa ”character is personality evaluated, and personality is character devaluated” (dalam suryabrat, 1982:2), Alport beranggapan bahwa watak (character) dan kepribadian (personality) adalah sama dan satu, akan tetapi dipandang dari segi berlainan, kalau orang tidak memberikan penilaian, jadi menggambarkan apa adanya, maka dipakai istilah “personality” dan kalau orang bermaksud hendak mengenakan norma – norma, jadi mengadakan istilah penilaian, maka lebih tepat dipergunakan istilah “character”.
Guanarso (1989) merangkum beberapa karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu :
 Ketidakstabilan emosi.
 Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.
 Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup.
 Adanya sikap menentang dan menantang orang tua.
 Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan-pertentang dengan orang tua.
 Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya.
 Senang bereksperimentasi.
 Senang bereksplorasi.
 Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.
 Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok.
Berdasarkan tinjauan teori perkembangan, usia remaja adalah masa saat terjadinya perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan fundamental dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan pencapaian (Fagan, 2006). Sebagian remaja mampu mengatasi transisi ini dengan baik, namun beberapa remaja bisa jadi mengalami penurunan pada kondisi psikis, fisiologis, dan sosial. Beberapa permasalahan remaja yang muncul biasanya banyak berhubungan dengan karakteristik yang ada pada diri remaja.
2.3. Dampak Jejaring Sosial Terhadap Anak dan Remaja
      
Situs jejaring sosial yang marak belakangan ini seperti facebook, twitter dan google plus adalah produk-produk teknologi yang kini sedang digemari banyak kalangan termasuk anak-anak dan remaja. Dengan layanan ini kita dapat berkomunikasi dengan teman lama, memperluas jaringan pertemanan, ataupun sekedar mengetahui keadaan atau status teman atau kerabat. Di sinilah pentingnya peranan semua pihak baik orang tua, institusi pendidikan, pemerintah dan masyarakat untuk mengawasi anak, remaja dan muridnya, khususnya bagai yang masih dibawah umur untuk membekali mereka menghadapi perkembangan teknologi. Kita seharusnya memberikan edukasi kepada anak tentang bagaimana menyikapi perkembangan teknologi yang sangat cepat untuk digunakan semaksimal mungkin untuk kegiatan positif. Jejaring sosial juga mempunyai dampak yang positif dan juga dampak negatif.
Dampak positif jejaring sosial :
 1. Anak dan remaja dapat belajar mengembangkan ketrampilan teknis dan sosial yang sangat dibutuhkan di era digital seperti sekarang ini. Mereka akan belajar beradaptasi, bersosialisasi dengan publik dan mengelola jaringan pertemanan.
2. Memperluas jaringan pertemanan. Berkat situs jejaring sosial ini anak menjadi lebih mudah berteman dengan orang lain di seluruh dunia. Meskipun sebagian besar diantaranya tidak pernah mereka temui secara langsung.
3. Anak dan remaja akan termotivasi untuk belajar mengembangkan diri melalui teman-teman yang mereka jumpai secara online, karena mereka berinteraksi dan menerima umpan balik satu sama lain.
4. Situs jejaring sosial membuat anak dan remaja menjadi lebih bersahabat, perhatian dan empati. Misalnya memberikan perhatian saat ada teman mereka berulang tahun, mengomentari foto, video dan status teman mereka, menjaga hubungan persahabatan meski tidak dapat bertemu secara fisik.
Dampak negatif jejaring sosial :
1. Anak dan remaja menjadi malas belajar berkomunikasi di dunia nyata. Tingkat pemahaman bahasapun menjadi terganggu. Jika anak terlalu banyak berkomunikasi di dunia maya.
2. Situs jejaring sosial akan membuat anak dan remaja lebih mementingkan diri sendiri. Mereka menjadi tidak sadar akan lingkungan di sekitar mereka, karena kebanyakan menghabiskan waktu di internet. Hal ini dapat mengakibatkan menjadi kurang berempati di dunia nyata.
3. Bagi anak dan remaja, tidak ada aturan ejaan dan tata bahasa di situs jejaring sosial. Hal ini membuat mereka semakin sulit untuk membedakan antara berkomunikasi di situs jejaring sosial dan di dunia nyata.
4. Situs jejaring sosial adalah lahanyang subur bagi predator untuk melakukan kejahatan. Kita tidak akan pernah tahu apakah seseorang yang baru kita dikenal anak kita di internet menggunakan jati diri yang sesungguhnya atau tidak.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
   Kesimpulan yang dapat kita tarik adalah jejaring sosial memiliki banyak manfaat tetapi tak bisa dipungkiri jejaring sosial juga memiliki berbagai macam bahaya dan konsekuensi lainnya seperti banyak siswa dan siswi membuka situs jejaring sosial pada saat jam pelajaran. Jejaring sosial juga dapat membahayakan kesehatan manusia terutama mata dan dapat membahayakan tubuh seperti lupa makan ataupun lainnya. Jejaring sosial juga dapat menyebabkan manusia lupa beribadah dikarenakan itu kita harus pandai membagi waktu antara dunia maya dan dunia nyata. Meskipun sudah ada dunia maya jangan hanya terfokus akan dunia maya lihatlah dunia sekitar dan jangan lupa bersosialisasi. Jangan menganggap diri sempurna dan populer ketika followers ataupun teman anda di jejaring sosial, jangan membeda bedakan manusia. Teruslah berjuang untuk menggapai cita-cita.
3.2. Saran
   Sebaiknya para remaja menggunakan jejaring sosial secara konsekuen dan mampu memilah waktu antara belajar dan membuka situs jejaring sosial agar tidak menyesal. Sebaiknya diadakan pembinaan sosialisasi terhadap remaja agar nantinya mereka mengerti bagaimana dampak buruk dari facebook yang secara terus-menerus. Sehingga nantinya, diharapkan para remaja dapat menyadari dan mengerti kewajiban atau tugas mereka sebagai pelajar. Orang tua selalu mengawasi, menasehati, serta mendampingi anaknya mengenali karakteristik layanan teknologi informasi yang digunakan. Jangan hanya selalu memberikan fasilitas pada anak tanpa adanya pengawasan. Perhatian orangtua sangat dibutuhkan oleh seorang anak. Jangan sampai seorang anak terjerumus hanya karena kurangnya perhatian  Sebaiknya pemerintah lebih serius dalam menyikapi gejala pergeseran sosial yang kemungkinan timbul karena konten-konten tertentu. Bangunlah kampanye yang lebih intens dan fair tentang manfaat serta keburukan teknologi informasi agar masyarakat pengguna dapat memposisikan diri di mana. Jangan selalu menanggapi masalah dengan bertopang pada asumsi-asumsi kolosal dan teori tertentu.
                                                                                             
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA                                                                 


       

Minggu, 27 Januari 2013

Karya Tulis- Anak sebagai Korban Perceraian



ABSTRAK
                Kebutuhan dan kondisi anak usia sekolah dan remaja berbeda, sesuai dengan tahapan perkembangan mereka masing-masing. Seorang anak pertama kali hadir di dunia, hanya kedua orang tuanya yang ia kenali melalui perasaan batin. Orang tua pun sangat bahagia dikaruniai buah hati. Dimulai dari lahir, seorang anak selalu tinggal bersama kedua orang tuanya dalam satu atap. Selama masa pertumbuhannya, mereka belum mempersiapkan diri dalam hal “perpisahan” bahkan kata-kata itu belum muncul dalam benak mereka.  Apalagi bagi anak yang selalu berada dalam pangkuan ibunya, ia akan merasa jauh lebih dekat dengan seorang ibu daripada seorang ayah. Ketika permasalahan kecil muncul dalam rumah tangga, orang tua tidak menyadari bahwa sang anak memerhatikan hal tersebut walapun  mereka tidak mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi. Sehingga pilihan perceraian menjadi yang terakhir dan tak dapat dihindarkan yang mereka anggap dapat menyelesaikan malalah. Hanya masalah orangtua sajalah yang selesai, namun untuk masalah si buah hati sampai kapanpun tidak akan pernah selesai.
                 Masalah terbesar  yang biasa mengemuka akibat perceraian pada anak-anak dari setiap usia 6-12 tahun yaitu shock, kehilangan,ketidakpastian, dan tekanan batin, hingga sudah lebih meluas. Pada anak yang berusia enam tahun, karena kesadaran anak makin meningkat, isu-isu baru, seperti rasa bersalah, menyalahkan, mencemaskan kesejahteraan salah satu orangtua,khawatir tentang biaya hidup, atu merasa terperangkap di tengah kedua orangtua yang masih bermusuhan, dapat menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari mereka. Karena mereka belum mengerti siapa yang benar atau salah, mereka hanya menuruti apa yang orangtua minta. Namun hal itu jauh dari keinginan seorang anak.
                Bagi kebanyakan remaja, perceraian orangtua membuat batin mereka tertekan, tidak nyaman, menangis, sakit hati, terganggu,merasa kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orangtuanya, dll.  Kehidupan mereka sendiri berkisar pada berbagai masalah khas remaja, seperti narkoba, pergaulan bebas, seks bebas, atau depresi. Mereka tidak memiliki ruang dan waktu lagi terhadap gangguan percerain orangtua dalam kehidupan mereka.
                Bagi seorang anak,remaja,atau usia dewasapun akan menjadikan kejadian tersebut sebagai bencana yang sangat menekan batin, membunuh jiwa semangat untuk masa depan, serta menguras rasa cemburu atau iri terhadap keluarga lain yang bahagia. Namun mereka pasti memiliki suara batin kuat yang memberitahu mereka untuk menjadi mandiri dan mulai membuat kehidupan mereka sendiri.
BAB 1
PENDAHULUAN
A.      LATAR BELAKANG
                Angka perceraian pasangan di Indonesia terus meningkat drastis. Badan Urusan Peradilan Agama (Balidag) Mahkamah Agung (MA) mencatat selama periode 2005 hingga 2010 terjadi peningkatan perceraian hingga 70 persen. Perceraian terus meningkat secara terus menerus hingga tahun 2011. Hal itu terbukti dengan data-data yang tercatat di Pengadilan Agama dan Pengadilan Negeri. Secara historis, pada tahun 2009 perceraian mencapai 250 ribu. Terjadi kenaikan disbanding pada tahun 2008 yang berjumlah sekitar 200 ribu kasus. Berikut ini adalah data tahun 2010 dari Dirjen Bimas Islam Kementrian Agama RI, yaitu dari 2 juta orang nikah setiap tahun se-indonesia, maka ada 285.184 perkara yang berakhir dengan perceraian per  tahun se-indonesia.
                Dalam sebuah hubungan rumah tangga tentunya tidak selamanya berjalan mulus sesuai dengan apa yang telah kita rencanakan, namun ternyata ada beberapa faktor lain yang secara sengaja atau tidak di sengaja penghambat keharmonisan hubungan keluarga tersebut. Entah kesalahan yang dibuat oleh seorang istri,keselahan yang dibuat oleh seorang suami,atau kesalaham yang dibuat oleh kedua belah pihak.  Salah satu akibat yang di timbulkan dengan adanya konflik tersebut ialah perceraian.
                Perceraian merupakan proses sulit bagi pasangan.akibat bercerai, mantan suami-istri maupun si buah hati merasa tersakiti secara fisik,emosional,lahiriah,dan batiniah. Keributan dalam rumah tangga biasanya dimulai dari hal yang kecil, namun lambat laun karena tidak adanya pengertian satu sama lain atau tidak ada yang mau mengalah maka pertengkaran pun semakin menjadi. Perceraian disebabkan oleh banyak faktor, seperti  : perbedaan prinsip(agama,karir,dll), tidak adanya perhatian dari salah satu pihak sehingga timbulnya perbuatan zina atau perselingkuhan, kekerasan, kecanduan(merokok,mabuk-mabukan, mengkonsumsi obat-obatan terlarang), kesulitan ekonomi, dan sangat kurangnya komunikasi antara suami-istri.
                Perceraian tidak secara otomatis dapat menyelesaikan berbagai masalah dalam perkawinan. Di sisi lain malah menimbulkan masalah baru, dan membuat keluarga yang terlibat merasa tidak nyaman dan  bahagia, yaitu anak. Terutama seorang anak remaja. Remaja sebagai korban perceraian paling sulit untuk menerima hal ini, sulit diberi pengertian, dan sulit diajak berkomunikasi. Sehingga cenderung menjadi pemberontak karena kemarahan dan kekecewaannya terhadap orangtuanya yang bercerai. Mungkin bagi usia anak-anak bias dikendalikan dan dibujuk oleh sesuatu yang disenangi,atau bagi anak yang telah beranjak dewasa lebih mudah diajak berkomunikasi dan memahami apa yang terjadi dengan orangtuanya. Namun bagi anak di semua usia, bagaimanapun juga bencana keluarga tersebut tetap saja melumpuhkan batin mereka, menjadi trauma, dan tidak dapat dilupakan seumur hidup.
B.      RUMUSAN MASALAH

1.       Bagaimana pengaruh perceraian orangtua, baik terhadap perkembangan anak-anak, remaja, maupun dewasa?
2.       Faktor-faktor apa sajakah yang mengakibatkan perceraian?
3.       Bagaimana upaya yang harus dilakukan supaya akibat perceraian tidak mengganggu perkembangan anak?
4.       Bagaimana dampak dari perpecahan keluarga terhadap anak?

C.      TUJUAN PENELITIAN
       
1.       Mengetahui dampak perceraian terhadap anak
2.       Memahami perasaan dan keinginan anak atas masalah perceraian orangtuanya.
3.       Mengetahui berbagai faktor perceraian.
4.       Mengetahui upaya pendekatan terhadap anak akibat perceraian orangtuanya.

D.     MANFAAT PENELITIAN
                Manfaat yang dapat diambil dari penelitian penulis yaitu membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh anak (anak-anak maupun remaja) berkaitan dengan emosinya yang masih sangat labil.

BAB II
PEMBAHASAN
A.     DEFINISI PERCERAIAN
            Perceraian merupakan keputusan terakhir pasangan suami istri untuk saling meninggalkan, baik meninggalkan kewajibannya sebagai suami istri maupun meninggalkan peran sebagai suami/istri/orangtua akibat dari kegagalan keluarga yang mereka bimbing.
                Bagi anak-anak yang belum mengerti maksud dari “perceraian” mereka mungkin sering bertanya-tanya kenapa kedua orangtua mereka tidak pernah bersama-sama lagi. Mereka hanya menuruti apa yang diucapkan oleh orangtuanya. Bagi seorang remaja yang dalam keadaan emosinya masih sangat labil, mereka menganggap hal tersebut adalah kehancuran dalam hidupnya, hidup akan jauh berbeda paska perceraian, merasa segalanya menjadi kacau, dan merasa kehilangan. Bagi anak yang telah dewasa, mereka akan lebih mudah diajak berkomunikasi, lebih bisa memahami situasi dan kondisi, lebih bisa menjaga dirinya sendiri, bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah, dan bisa menasehati kedua orangtuanya sesuai apa yang ia rasakan.
                Intinya pada berapapun usia dari anak-anak yang mengalami perpecahan dalam keluarganya, disatu sisi “kehilangan” adalah masalah pertama yang mereka jumpa. Di sisi lain mereka menunjukkan kesulitan dalam menyesuaikan diri seperti kesedihan, kesepian, kesendirian, keterpurukan, kerinduan, ketakutan, kekhawatiran,dan depress. Itu semua adalah hanya bagian dari rasa kekecewaan terhadap orangtuanya. Yang akan menjadi trauma apabila mereka menyaksikan perkelahian orangtuanya yang begitu dasyat, mereka hanya bisa menangis, mengurung diri di kamar, atau pergi melarikan diri dari rumah untuk menenangkan diri mereka.
                                                                                           
B.      RELASI ORANG TUA DENGAN ANAK
            Sebelum anak mengenal lingkungan luas, lingkungan pertama yang mereka kenal adalah keluarga. Keluarga sebagai kelompok social terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan, yang didalamnya terdapat peran kewajiban dan tanggung jawab.
                Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
                Orang tua merupakan lingkungan yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.  Orangtua juga sebagai  sumber  dukungan, semangat, kepekaan, kekuatan, dan sumber kabahagiaan.
                Namun apa jadinya jika semua itu hanya menjadi angan-angan bagi anak-anak yang merasakannya? Anak-anak membutuhkan figure dalam pertumbuhan mereka. Oleh karena itu,dalam kondisi yang berantakan orangtua haruslah bertindak sebagai sahabat bagi anak-anak. Berkomukasi  yang baik seperti halnya persahabatan, dengan berkomunikasi akan menjadi perantara diantara keduanya untuk membangun kembali ikatan yang telah retak, selain itu orangtua juga dapat memahami apa keinginan dan kemauan seorang anak yang tidak dapat mereka ungkapkan secara lisan. Terdapat upaya mengatasi masalah pada anak melalui cara-cara berkomunikasi  yang dapat para orangtua lakukan untuk menjadi tempat curahan hati si buah hati :
1.       Mendorong anak beribadah

                Perceraian orangtua dapat melemahkan kekuatan sang anak. Terutama adalah kekuatan iman. Mengajak anak beribadah bisa menjadi alat komunikasi yang efektif sesuai dengan tahap perkembangannya. Tetap doronglah si buah hati untuk selalu mendekatkan diri kepada ALLAH SWT dengan berusaha dan selalu berdo’a insyaallah si buah hati akan diberkati berlapis-lapis kekuatan(kekuatan iman,kekuatan mental,dan kekuatan fisik), diberikan ketegaran, kesabaran, pikiran positif , optimis, tetap semangat dan pantang menyerah, melumpuhkan segala kelemahan yang menghalanginya. Dengan begitu secar perlahan si buah hati akan tumbuh menjadi anak yang hebat.

2.       Kasih sayang dan perhatian

                Sebagai orang tua, harus memberikan perhatian dan kasih sayang mulai dari hal yang terkecil. Dengan begitu seorang anak akan merasa dipedulikan dan dibutuhkan. Perhatian dan kasih sayang adalah modal utama untuk “kesehatan” jasmani rohani,dan lahir batin. Jika orangtua mengabaikan hal tersebut, maka sebaliknya. Mereka akan memendam rasa benci, merasa tidak berguna dan diacuhkan.

3.       Memberikan kepercayaan

                orangtua adalah yang memegang peranan utama dalam pembentukan kepribadian anak-anak.
Peran orangtua adalah mendidik dan mengarahkan mereka dengan sebaik-baiknya dengan memberikan kepercayaan serta selalu berprasangka baik terhadap mereka. Jika anak berperilaku buruk, bukan berarti anak itu adalah anak yang tidak dapat dipercaya. Semua orang berhak mendapatkan kepercayaan, baik secara internal maupun eksternal.  Setiap anak yang bandel bisa berubah untuk lebih baik lagi. Tergantung bagaimana orangtua mendidik dan memperhatikannya.
 Jikalau orangtua selalu mencurigai, mengintrogasi,dan berprasangka buruk terhadap anak, maka rasa benci serta diperlakukan tidak adil akan tumbuh dibenak mereka. Bahkan tekad untuk berbuat keburukan seperti yang dituduhkan.

4.       Meluangkan waktu untuk anak

                Sesibu-sibuknya orangtua, sehingga dipadati dengan berbagai aktifitas atau pekerjaan bukan berarti pekerjaan tersebut adalah yang terpenting. Yang terpenting bagi orangtua tetaplah si buah hati.beraktivitas bersama buah hati sangatlah menyenangkan dan mampu mempererat hubungan orangtua dengan sang anak.  Jadi apa salahnya jika seorang ayah/ibu meluangkan waktu untuk menghibur anaknya dengan cara melakukan berbagai hal-hal yang mereka sukai? seperti : bermain bola, bermain di taman,memasak dan makan bersama, karaokean dirumah,dan lain sebagainya.  Selain bermain, orangtua juga dapat meluangkan waktu untuk mendengarkan dan memberi solusi terbaik dari keluh-kesah yang disampaikan oleh si buah hati. Hingga pada akhirnya mereka akan membuka dirinya untuk berkomunikasi, untuk saling  menghibur dan merasa dihibur, untuk melupakan perasaan-perasaan atau pikiran-pikiran negative anak.

C.      PERILAKU ANAK SEBAGAI KORBAN PERCERAIAN

                Tidak hanya menjadi kurang pergaulan, anak korban perceraian akan mengalami penurunan nilai akademik, penurunan prestasi baik di sekolah maupun di luar sekolah, berusaha namun dalam kegelisahan, kesepian, ketidakpercayaan diri, dan kesedihan yang berlarut-larut.
                Seorang anak yang sebelum menjadi korban perceraian lebih nyaman dan tentram jika berada di rumah, apalagi dikelilingi oleh keluarga yang lengkap. Namun, semua kenyamanan itu tidak didapat lagi setelah sering terjadinya cek-cok antara orangtua,menjelang dan paska perceraian. Sebuah rumah yang seharuskan dijadikan sebagai  tempat belajar, beradaptasi, sosialisasi, serta bermain tidaklah efektif lagi jika bagaikan kapal yang hancur dihantam angin badai yang begitu dasyat di tengah lautan. Apalagi untuk belajar, untuk bermain saja sangatlah tidak menyenangkan. Hanya akan menambah duka.
                Mereka akan merasa lebih nyaman bermain diluar rumah, nongkrong bersama teman-temannya, menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tidak bermanfa’at, bahkan pada anak remaja yang emosinya terbilang sangat labil jika tidak lagi diperhatikan maka akan nekad bertindak menyimpang seperti : berkelahi, merokok, minum-minuman keras, mengkonsumsi obat-obatan terlarang, serta mulai mencoba-coba seks bebas.
                Tidak semua anak korban percerain terjerumus dalam pergaulan bebas. Sebenarnya ada anak-anak yang tetap mendekatkan diri kepada ALLAH SWT, sadar akan resiko jika bertindak menyimpang, sabar, tegar, berusaha tuk selalu kuat, semangat, tidak putus asa untuk tetap mencapai masa depan yang cerah, walaupun pada kenyataannya keluarga mereka terpecah belah dan terkadang  walaupun status orangtuanya sudah bercerai  tetapi masih tetap saja bertengkar,saling benci dan menyalahkan. Mereka bisa melakukan hal itu karna mereka tidak memendam rasa benci dan tetap menyayangi orangtuanya.  Anak-anak seperti itulah yang patut dicontoh dan dijadikan sebagai teladan dalam masyarakat.

D.      FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PERCERAIAN

                Terdapat banyak penyebab perceraian yang telah tampak dari kasus-kasus yang sering terjadi di Indonesia, diantaranya adalah :

a)      Kurangnya berkomunikasi
                Dalam rumah tangga, komunikasi sangat penting dan sangat dibutuhkan antara suami-istri. Sekecil apapun itu masalah harus memberitahu satu sama lain. Jika tidak, akan memicu terjadinya perceraian. karena dengan berkomunikasi membuat rasa saling percaya, saling mengerti, tidak ada kebohongan, dan tidak ada hal yang disembunyikan. Namun sebaliknya jika dalam rumah tangga gagal berkomunikasi, maka akan sering terjadi pertengkaran karena tidak saling percaya, tidak saling mengerti, banyaknya rahasia yang disembunyikan satu sama lain. Hal ini akan beruung pada perceraian jika kedua pihak kurang atau gagal berkomunikasi.

b)     Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)
                KDRT adalah kekerasan yang dilakukan dalam rumah tangga baik oleh suami maupun oleh istri yang berakibat timbulnya penderitaan fisik, seksual, psikis,dan ekonomi.  Hal tersebut menjadi salah satu penyebab utama perceraian.

c)      Perzinahan
                Di samping itu, masalah lain yang dapat mengakibatkan terjadinya perceraian adalah perzinahan, yaitu hubungnan seksual diluar nikah yang dilakukan baik oleh suami maupun istri. hal ini bisa terjadi dalam rumah tangga dikarenakan mungkin seperti yang kita bahas sebelumnya yaitu kurangnya atau gagal berkomunikasi, ketidak harmonisan, tidak adanya perhatian atau kepedulian suami terhadap istri atau sebaliknya, saling sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, merasa tidak tercukupinya kebahagiaan lahir dan batin, ketidaksetiaan, atau hanya untuk bersenang-senang bersama orang lain.

d)     Masalah ekonomi
                Uang memang tidak dapat membeli kebahagiaan. Namun bagaimana lagi, uang termasuk kebutuhan pokok untuk memenuhi kebutuhan hidup. Oleh karena itu, faktor ekonomi masih menjadi penyebab paling dominan terjadinya perceraian pasutri di masyarakat.

e)      Krisis moral dan akhlak
                Faktor-faktor  terjadinya perceraian di atas seperti halnya masalah ekonomi, perzinahan, kurangnya atau gagal berkomunikasi, dan kekerasan dalam rumah tangga dapat menimbulkan landasan berupa krisis moral dan akhlak yang dilalaikan oleh suami mapun istri atas peran dan tanggung j

E.       DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP ANAK

                Anak merupakan korban yang paling terluka ketika orang tuanya bertengkar atau memutuskan untuk bercerai. Takut dan kehilangan adalah perasaan yang selalu ada di benak mereka. Takut kehilangan seorang ayah atau ibu, bahkan takut berpisah dengan saudara kandungnya sendiri ( kakak atau adik). Takut kehilangan kasih sayang dan perhatian orang tuanya yang akan berpisah.
                Di masyarakat mereka yang menjadi korban perceraian timbul rasa malu terhadap teman-temannya, pasti ia akan berpikir bahwa teman-temannya akan membicarakan hal itu di sekolah maupun diluar sekolah atau jadi sering untuk menyendiri. Dengan ketakutan, kekhawatiran, kesedihan, kemarahan, ketidaknyamanan, dan kecemburuan yang dirasakan akan sangat mengganggu konsentrasi belajar anak. Prestasi anak di sekolah akan menurun baik dalam bidang akademik maupun non-akademik.
                Bagi kebanyakan remaja, masalah yang ditimbulkan cenderung ke batin dan pikiran. Batin yang dipenuhi dengan  tekanan,serta pikiran-pikiran negatif selalu muncul yang akhirnya tidak dapat mereka kendalikan. Secara fisik tidak begitu terluka, namun sikis dan  kepribadiannya sangatlah terluka dan berantakan. Bahkan secara perlahan, sebagai pelarian yang buruk anak-anak akan terjerumus dalam pergaulan bebas, seperti : seks bebas, narkoba, mabuk-mabukan, memakai obat-obatan terlarang, atau hal-hal negatif lainnya yang dapat merugikan dirinya sendiri maupun orang lain.

BAB III
PENUTUP
A)     KESIMPULAN

                Pemutusan hubungan suami-istri dari hubungan pernikahan/perkawinan yang sah menurut syariah islam atau menurut syariah Negara, itulah yang disebut dengan perceraian.
Bukan lagi merupakan implikasi yang kecil bagi pasangan yang sudah memliki keturunan. Ada istilah “ mantan istri/mantan suami “ namun tidak ada istilah “ mantan anak”. Walaupun status orangtua telah bercerai, tetapi kedua orangtua itu masih akan selalu bertanggungjawab atas anak-anaknya.
                Dalam sebuah perceraian kebanyakan orang tidak memikirkan akan kelangsungan kehidupan anaknya, mereka lebih mementingkan urusan pribadinya apalagi bagi orangtua yang telah menemukan pendamping baru. Dengan terjadinya perceraian saja seorang anak sudah merasa sedih dan terluka sekali, apalagi jika ditambah dengan masalah baru yaitu ayah/ibunya menikah lagi dalam jangka waktu yang belum lama dari perceraian. hal itu akan  membuat anak semakin terpukul dan memendam kebencian terhadap orangtua kandung/orangtua tiri tersebut.
                “ seorang anak jika ingin menikah dengan orang yang dicintainya harus meminta restu terlebih dahulu kepada orangtuanya, begitu juga sebaliknya jika orangtua ingin menikah lagi paska perceraian harus meminta restu pula kepada anaknya ” karena jika tidak mendapat restu dari orang yang bersangkutan, pernikahan itu tidak akan berjalan mulus dan selalu ada masalah yang dihadapi. Yang terpenting adalah hargailah pendapat dan rasakanlah perasaan anak-anak.

                Dari kesimpulan yang telah penulis tuangkan dalam karya tulis ini, di dapat HASIL PENELITIAN dari penelitian yang dilakukan :
                Mungkin bagi anak yang masih kecil tidak begitu berpengaruh, tapi jika terjadi pada anak yang menginjak usia remaja hal tersebut  akan berakibat fatal terutama pada psikis dan kepribadian mereka. Beberapa akibat yang ditimbulkan pada remaja dari perceraian yaitu, remaja akan merasa tidak nyaman, kesepian, kehilangan, marah, sedih, suka menyendiri, dan ketakutan. Bagi anak yang masih kecil walaupun tidak begitu berpengaruh, namun tetap saja anak itu merindukan salah satu orang tuanya yang tidak tinggal satu rumah lagi. Dan jika anak yang masih kecil itu sudah tinggan bersama orangtua tiri, maka anak itu akan merasa takut dan hanya nurut kepada si tiri.
                Berapapun usia anak yang telah mengalami kasus perceraian orangtuanya, entah masih kecil, remaja, maupun dewasa, mereka akan merasakan suatu beban yang tidak dirasakan oleh anak lain yang tidak mengalaminya, merasakan luka yang akan membekas seumur hidupnya. Disaat mereka bahagia, terkadang memori kepedihan tentang perpisahan orangtuanya akan muncul secara tiba-tiba dan terpuruk seketika, namun mereka berusaha untuk senyum kembali. Walaupun orangtua mereka telah bercerai, namun mereka tetap bersyukur karena orangtuanya masih ada didunia ini dan masih bisa bertemu untuk melepaskan rasa rindu.
                Perlu diingat bagi para orangtua. Sebaik apapun dalam menangani perceraian, pengaruh perceraian akan selalu membekas pada anak bahkan ketika pertengkaran hebat dan permasalahan orangtua sudah selesai dengan baik.

B)     SARAN

a)      Orangtua harus peka terhadap semua masalah dan konflik yang mungkin memengaruhi buah hati.
b)      Dari kisah kehancuran keluarga si anak korban perceraian, akan selalu ada hikmah dibalik semua ini yang dapat kita petik. Pasti ada sisi positif dari kejadian perceraian. kehancuran keluarga bukan berarti hancur segala-galanya, semua tergantung pada kita yang menjalaninya. Jika kita lemah, terpuruk, dan putus asa maka kehidupan tidak ka nada artinya. Namun bangkitlah bagi anak-anak korban perceraian, situasi itu memaksa dan mendorong kita untuk kuat akan iman,mental,dan fisik, tegar, sabar, mandiri, selalu semangat, pantang menyerah, dan biarkanlah kaki kalian terus melangkah ke depan tuk meraih cita-cita. Karena jika kita membatasi diri kita sendiri, maka kita telah membatasi kemampuan kita.
c)       Buktikan kepada orangtua yang lebih mementingkan pendamping barunya daripada anaknya, bahwa kita bisa sukses tanpa harus disisi dia. Namun janganlah dendam kepada orangtua kita yang melakukan kesalahan, bagaimanapun juga mereka tetap orangtua kita. Tugas kitaa sebagai anak adalah membahagiaan orangtua kita kelak dan maafkanlah semua kesalahan orangtua kita karena didalam hati seorang ayah/ibu yang paling dalam, pasti mereka juga telah lebih dulu memaafkan kesalahan kita sebelum kita meminta maaf.
d)      Janganlah memaksa anak-anak untuk menerima orang tua tiri. Karena hal itu dapat menyiksa batin mereka. Semua itu butuh waktu. Biarkanlah anak itu menyesuaikan dirinya sendiri dalam sebuah kenyamanan.


BAB IV
                      DAFTAR PUSTAKA