Kamis, 17 Januari 2013

Karya Tulis- Kesenjangan Garis Kemiskinan


ABSTRAK
     Permasalahan kemiskinan menjadi satu persoalan yang tak kunjung selesai dibicarakan dan diperdebatkan, entah itu di wilayah pedesaan maupun perkotaan. Kemiskinan yang menjadi tanggung jawab Negara juga disiasati oleh pemerintah daerah setempat dengan melakukan berbagai macam progam pengentasan kemiskinan baik itu berupa bantuan material maupun program yang ditujukan untuk mengembangan potensi masyarakat. Satu hal yang biasa dilakukan adalah pemberdayaan masyarakat. Baik melalui pemberdayaan keluarga, pemberdayaan masyarakat, serta pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil.
          Pembangunan yang dilaksanakan di Indonesia telah berhasil menurukan penduduk miskin, meskipun belum mampu menghilangkan kemiskinan di Indonesia. Terjadinya krisis ekonomi yang mencapai puncak pada tahun 1998, menyebabkan jumlah penduduk miskin meningkat kembali secara tajam.berbaga program pengentasan kemiskinan yang dilaksanakan pemerintah sejak berlangsungnya krisis tersebut mampun menurunkan jumlah penduduk miskin. Namun penurunan terebut   terkesan lamban. Program-program tersebut antara lain : program RASKIN, Program Keluarga Harapan(PHK), Bantuan Operasional Sekolah(BOS), Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat(PNPM), Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah(PISEW), Kredit Usaha Rakyat(KUR), dll.
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG
            Kemiskinan merupakan masalah sosial laten dan aktual yang senantiasa hadir di tengah-tengah masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Dalam konteks masyarakat Indonesia, masalah kemiskinan juga merupakan masalah sosial yang senantiasa relevan untuk dikaji secara terus menerus. Ini bukan saja karena masalah kemiskinan telah ada sejak lama, melainkan pula karena masalah ini masih hadir di tengah-tengah kita dan bahkan kini gejalanya semakin meningkat sejalan dengan krisis multidimensional yang masih dihadapi oleh Bangsa Indonesia. Selama beberapa dekade terakhir, pemahaman tentang kemiskinan telah bergeser dari sematamata pertimbangan penghasilan atau konsumsi ke arah definisi yang mencakup berbagai dimensi ekonomi, politik dan sosial kesejahteraan. Pemahaman kemiskinan meliputi aspek aspek seperti penentuan nasib diri, pilihan, aset, kapabilitas, inklusi, ketaksetaraan, hak-hak asasi manusia, kerentanan, pemberdayaan, dan kesejahteraan subyektif.

            Rendahnya tingkat kehidupan yang sering sebagai alat ukur kemiskinan pada hakekatnya merupakan salah satu mata rantai dari munculnya lingkaran kemiskinan. Walaupun telah dilakukan berbagai upaya dalam menanggulanginya, namun sampai saat ini masih terdapat lebih dari 1,2 milyar penduduk dunia yang hidup dengan pendapatan kurang dari satu dolar perhari dan lebih dari 2,8 milyar penduduk dunia hanya berpenghasilan kurang dari dua dollar perharinya. Mereka hidup dibawah tingkat pendapatan riil minimum internasional. Garis tersebut tidak mengenal tapal batas antar negara. Latar belakang lingkaran kemiskinan di indonesia beraneka ragam,seperti faktor tingkat pendidikan yang rendah, produktivitas tenaga kerja yang rendah, tingkat upah yang rencah, distribusi pendapatan yang timpang, kesempatan kerja yag kurang, kualitas sumberdaya alam yang rendah, penggunaan teknologi yang masih kurang, etos kerja dan motivasi pekerja yang rendah, masih adanya kultur/budaya(tradisi), serta belum stabil jalannya politik di Indonesia. Kemiskinan telah membuat jutaan anak tidak bisa mengenyam pendidikan, dan masalah lain yang menjurus lain yang menjurus ke arah tindakan kekerasan dan kejahatan.

            Salah satu akar permasalahan kemiskinan di Indonesia yakni tingginya disparita antar daerah akibat  tidak meratanya ditribusi pendapatan, sehingga kesenjangan antara masyarakat kaya dan masyarakat miskin di Indonesia semakin melebar. Misalnya tingkat kemikinan antara Nusa Tenggara Timur dan DKI Jakarta atau Bali, disparitas pendapatan daerah sangat besar dan tidak berubah urutan tingkat kemiskinan dari tahun  1999-2002. Besarnya jumlah penduduk miskin akan berpotensi menciptakan permasalahan sosial yaitu menurunnya kualitas sumber daya manusia, munculnya ketimpangan dan kecemburuan sosial, terganggunya stabilitas sosial dan politik dan meningkatnya angka kriminalitas. Pada gilirannya, kondisi tersebut menghambat perkembangan ekonomi nasional dan menyulitkan Indonesia keluar dari ketertinggalan.

            Ada dua kondisi yang menyebabkan kemiskinan terjadi, yaitu kemiskinan alami  dan kemiskinan buatan. Kemiskinan alami terjadi akibat sumber daya alam(SDA) yang terbatas , penggunaan teknologi yang rendah dan bencana alam. Kemiskinan buatan diakibatkan oleh imbas dari para birikrat kurang berkompeten dalam penguasaan ekonomi ddan berbagai fasilitas yng tersedia, sehingga mengakibatkan susahnya untuk keluar  dari kemelut kemiskinan tersebut. Dampaknya, para ekonom selalu gencar mengkritik kebijakan pembangunan yang mengedepankan pertumbuhan ketimbang dari pemerataan.
                Di banyak negara, pemerintah melaksanakan desentralisasi wewenang keuangan, politik, dan administrasi ke tingkat pemerintahan di bawahnya dengan harapan bahwa hal ini dapat meningkatkan mutu pemerintahan daerah, meningkatkan penanggulangan kemiskinan, dan memajukan pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan. Tetapi beberapa penelitian terkini tentang reformasi desentralisasi di seluruh dunia mengungkapkan fakta bahwa kondisi yang tercipta sering tidak sesuai dengan harapan tinggi yang disematkan pada desentralisasi.

1.2.RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang  yang telah saya uraikan maa masalah yang akan saya bahas:
1. Apa faktor penyebab yang melatarbelakangi terjadinya kemiskinan di Indonesia?
2. Sebutkan dan jelaskan dua kondisi yang menyebankan kemisinan terjadi?
3. Akar permasalahan  seperti apakah yang ada di Indonesia, sehingga terjadi kesenjangan diantara masyarakat?
4. Apa dampak dari permasalahan sosial diatas?

1.3.TUJUAN PENELITIAN
1. Mengenali pengetahuan tentang kemiskinan di Indonesia.
2. Memahami kecenderungan kemiskinan di Indonesia.
3. Mengetahui faktor-faktor meningkatnya kemiskinan di Indonesia.
4. Menganalisis multidimensionalitas kemiskinan.
5. Memahami dampak desentralisasi.

1.4.METODE PENELITIAN
Metode yang saya gunakan adalah:
1. Deskriptif.
2. Kajian pustaka dilakukan dengan mencari literatur di internet dan buku – buku panduan.

1.5. SISTEMATIKA PENULISAN
             ABSTRAK
             BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang masalah
1.2. Perumusan masalah
1.3.  Tujuan penelitian
1.4. Metode penelitian
1.5. Sistematika penulisan

     BAB II KERANGKA TEORI
2.1. Pengertian kemiskinan
2.2. Faktor –faktor  terjadinya kemiskinan
2.3. Dampak  dari kemiskinan
2.4. Penanggulangan kemiskinan

     BAB III  PEMBAHASAN
3.1. Konsep kemiskinan di Indonesia.
3.2. Jenis-jenis kemiskinan

     BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
4.3. Hasil penelitian

             BAB V
5.1. Daftar pustaka

BAB II
KERANGKA TEORI
2.1. Pengertian kemiskinan
             Secara etimologis “kemiskinan” berasal dari kata “miskin” yang artinya tidak berharta benda dan serba kekurangan.  Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan,dll.
             Dari segi sosial, kemiskinan penduduk dapat juga disebutkan sebagai suatu  kondisi sosial yang sangat rendah, seperti penyediaan fasilitas kesehatan yang tidak mencukupi dan penerangan yang minim (Sumardi dan Dieter, 1985). Kondisi sosial lain dari penduduk miskin biasanya dicirikan oleh keadaan rumah tangga dimana jumlah anggota keluarga banyak, tingkat pendidikan kepala rumah tangga dan anggota rumah tangga rendah, dan umumnya rumah tersebut berada di pedesaan (BPS, 2002). Dapat juga dikatakan bahwa kemiskinan sosial adalah kemiskinan yang disebabkan oleh adanya faktor-faktor penghambat sehingga mencegah dan menghalangi seseorang untuk memanfaatkan kesempatan – kesempatan yang tersedia.

2.2. Faktor-faktor terjadinya kemiskinan
 Pada umumnya di negara Indonesia  beberapa penyebab  kemiskinan adalah sebagai berikut :
                2.2.1. Laju Pertumbuhan Penduduk
                        Sama hal nya dengan migrasi, Pertumbuhan penduduk Indonesia terus meningkat di setiap 10 tahun menurut  hasil sensus penduduk.  Banyaknya jumlah penduduk ini membawa  Indonesia menjadi negara ke-4 terbanyak penduduknya setelah China, India dan Amerika.  Meningkatnya jumlah penduduk membuat Indonesia semakin terpuruk dengan keadaan ekonomi yang belum  mapan. Jumlah penduduk yang bekerja tidak sebanding dengan jumlah beban ketergantungan. Penghasilan yang minim ditambah dengan banyaknya beban ketergantungan yang harus ditanggung membuat penduduk hidup di bawah garis kemiskinan .
                2.2.2. Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja dan Pengangguran
                        Secara garis besar penduduk suatu Negara dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Yang termasuk sebagai tenaga kerja ialah penduduk yang berumur didalam batas usia kerja. Tenaga kerja dipiliih pula kedalam dua kelompok yaitu angktan kerja dan bukan angkatan kerja . yang termasuk angkatan kerja  ialah tenaga kerja atau penduduk dalam usi a kerja yang bekerja atu mempunyai pekerjaan namun  untuk sementara tidak bekerja, dan  yang mencari pekerjaan. Sedangkan yang termasuk sebagai bukan angkatan kerja adalah tenaga kerja dalam usia kerja yang tidak sedang bekerja, tidak mempunyai pekerjaan dan tidak sedang mencari pekerjaan, yakni orang-orang yang kegiatannya bersekolah, mengurus rumah tangga, serta orang yang menerima pendapatan tapi bukan merupakan imbalan langsung atas jasa kerjanya.
                         Selanjutnya angkatan kerja dibedakan pula menjadi dua subkelompok yaitu pekerjadan penganggur. Yang dimaksud dengan pekerja adalah orang-orang yangmempunyai pekerjaan, mencakup orang-orang yang mempunyai pekerjaan danmemang sedang bekerja maupun orang yang memilki pekerjaan namun sedangtidak bekerja. Adapun yang dimaksud dengan pengangguran adalah orang yangridak mempunyai pekerjaan, lengkapnya orang yang tidak bekerja dan mencari pekerjaan.
                2.2.3. Tingkat Pendidikan yang Rendah
                        Rendahnya kualitas penduduk juga merupakan salah satu penyebab kemiskinan di suatu negara. Ini disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan tenaga kerja. Untuk adanya perkembangan ekonomi terutama industry, jelas sekali dibuthkan lebih banyak teanga kerja yang mempunyai skill atau paling tidak dapat membaca dan menulis.Menurut Schumaker pendidikan merupakan sumber daya yang terbesar manfaatnya dibandingkan faktor-faktor produksi lain. ( Irawan, 1999).
2.3. Dampak dari Kemiskinan
                Dampak kemiskinan di Indonesia menimbulkan berbagai penyakit pada kelompok risiko tinggi seperti ibu hamil dan menyusui,pada bayi,balita,maupun lanjut usia. Kemiskinan memang selalu ada di tengah-tengah masalah social, ekonomi, budaya, maupun politik . Hal seperti itu telah membutakan dari segi pendidikan . banyak putra-putri Indonesia yang putus sekolah karena ketidakmampuan memenuhi kebutuhan pendidikan, siswa yang nekat bunuh diri akibat tertekan oleh ketiadaan ekonomi, banyak pula anak dibawah umur bekerja keras dengan tujuan mendapatkan dan memberikan sesuap nasi untuk keluarganya, dll.
                Di era sekarang ini, kemiskinan memang dapat menyebabkan beragam masalah. Hal tersebut telah memberikan dampak mulai dari tindak kriminal, tindak asusila, penganggura, terganggunya kesehatan, dll.
2.4. Penaggulangan Kemiskinan
                Pemerintah telah menetapkan tiga jalur strategi pembangunan, yaitu:
(1)   Pro-pertumbuhan, untuk meningkatkan dan mempercepat pertumbuhan melalui investasi
(2)   Pro-lapangan kerja, agar pertumbuhan ekonomi ddpat menciptakan lapangan pekerjaan yang luas dengan menekankan pada investasi padat pekerja
(3)   Pro-masyarakat miskin, agar pertumbuhan ekonomi dapat mengurangi jumlah penduduk miskin dengan penyempurnaan system perlindungan social,meningkatkan akses kepada pelayan dasar, dan melakukan pemberdayaan masyarakat.

Pembangunan yang dilakukan dimaksudkan untuk menciptakan kesempatan kerja yang seluas-luasnya dan mengurangi penduduk miskin secepat-cepatnya dengan melibatkan seluruh masyarakat.
           Instrument utama penanggulangan kemiskinan :
(1)   Bantuan social terpadu berbasis keluarga, bertujuan mengurangi beban rumah tangga miskin melalui peningkatan akses terhadap pelayanan kesehatan, pendidikan, air bersih, dan sanitasi. Seperti ; Program Keluarga Harapan(PHK), Bantuan Operasional Sekolah(BOS), sasaran program BOS 2011, Program Bantuan Siswa Miskin(BSM), Program Jaminan Kesehatan Masyarakat(JAMKESMAS), Program Beras untuk Keluarga Miskin(RASKIN), dll.
(2)   Penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat, bertujuan mengembangkan potensi dan memperkuat kapasitas kelompok masyarakat miskin untuk terlibat dalam pembangunan yang didasarkan pada prinsip-prinsip. Seperti ; Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat(PNPM), Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah(PISEW), Program Penyediaan Air Berbasis Masyarakat(PAMSIMAS), dll.
(3)   Penaggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil, bertujuan memberi akses dan penguatan ekonomi bagi pelaku usaha berskala mikro dan kecil. Seperti ; Kredit Usaha Rakyat(KUR), Kredit Usaha Bersama(KUBE),
Sumber : TNP2K, 2011
            Selain itu, pemerintah menerbitkan Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun 2011 Tentang Tim Koordinasi Peningkatan dan Perluasan Program Pro-Rakyat. Upaya peningkatan dan perluasan program pro-rakyat dilakukan melalui :
(1)         Program rumah sangat murah.
(2)         Program kendaran angkutan umum murah.
(3)         Program air bersih untuk rakyat.
(4)         Program listrik murah dan hemat
(5)         Program peningkatan kehidupan nelayan.
(6)         Program peningkatan kehidupan miskin perkotaan.

                Berbagai program penanggulangan kemiskinan telah dilaksanakan oleh pemerintah. Terlepas dari berbagai kendala yang dihadapi, program-program tersebut secara nyata telah berhasil menurunkan jumlah masyarakat miskin dan tingkat kemiskinan nasional dalam lima tahun terakhir. Keberhasilan tersebut tidak lepas dari keberhasilan program-program sektoral yang dilaksanakan secara integratif dan terkoordinasi antar kementerian/lembaga.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Konsep kemiskinan di Indonesia
                Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan satu sama lain diantaranya tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, lokasi geografis, gender dan kondisi lingkungan.
Kemiskinan adalah kondisi dimana sesorang atau kelompok orang baik laki-laki maupun perempuan, tidak terpenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupannya yang bermartabat. Konsep ini beranjak dari pendekatan berbasis hak yang menyatakan bahwa masyarakat miskin mempunyai hak-hak dasar yang sama dengan anggota masyarakat lainnya, dalam hal ini layaknya orang mampu.
                Badan Pusat Statistik (BPS) mendefinisikan bahwa kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari aspek ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan atau pengeluaran. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita perbulan di bawah garis kemiskinan.
Sedangkan dari pendapat para pakar ekonomi melihat bahwa kemiskinan yang terjadi di Indonesia saat ini adalah kemiskinan periodik atau kemiskinan musiman artinya kemiskinan dapat terjadi manakala daya beli masyarakat menurun atau rendah. Sedangkan, kemiskinan individu dapat terjadi pada setiap anggota masyarakat, terutama kaum cacat fisik atau mental, anak-anak yatim, dan kelompok kelompok lanjut usia.
                Pengertian lain disampaikan oleh Prof. Mubiyarto menyebutkan bahwa konsep kemiskinan adalah rendahnya taraf kehidupan suatu masyarakat baik yang berada di pedesaan maupun yang berada di daerah perkotaan. Dari konsep-konsep di atas dapat disimpulkan bahwa kemiskinan tersebut secara global dapat disebutkan : Kemiskinan adalah rendahnya nilai tatanan kehidupan di suatu daerah, baik di perkotaan maupun di pedesaaan, serta yang menyangkut masalah moral, materil maupun spiritual.

3.2. Jenis-jenis kemiskinan
                Ada berbagai jenis kemisikinan yang terjadi pada bangsa Indonesia antara lain sebagai berikut: Pertama adalah kemiskinan absolut yaitu kemiskinan yang terjadi pada masyarakat dimana kebutuhan-kebutuhan yang minimum tidak dapat terpenuhi. Kedua adalah kemiskinan relatif yaitu kemiskinan yang terjadi akibat dari distribusi pendapatan rata-rata. Hal ini tergantung pada perspektif individu terhadap pendapatan yang dihasilkan perbulan dengan orang lain. Misalnya ketika anda mengetahui seseorang yang bekerja di sebuah perusahaan yang mempunyai level yang sama terhadap anda dan memiliki gaji di atsa 7 juta perbulan sedangkan anda hanya sekitar 5 juta perbulan maka pada situasi inilah anda telah mengalami kemiskinan relatif.
                Kemiskinan relatif ini terjadi pada siapa saja kecuali yang tidak mempunyai penghasilan karena sifatnya yang bergantung pada persperktif pikiran seseorang. Hal ini terjadi karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemiskinan tersebut antara lain sebagai berikut:
a) Kesenjangan sosial yang berlebihan, ini mungkin berhubungan dengan strata sosial.
b) Ketidakadilan Strukural.
c) Efek Pameran Barang-barang konsumtif (demonstration effects).
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
                Berdasarkan pembahasan yang tersebut di atas maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa Program Penanggulangan kemiskinan sudah cukup baik meskipun masih banyak kendala yang terjadi di masyarakat. Ada beberapa kesimpulan yang penulis utarakan diantaranya:
(1)          Program Pemberdayaan Masyarakat maupun program pemberdayaan usaha ekonomi secara mikro dan kecil  perlu dibenahi tentang pendataan warga miskin agar dalam pelaksanaan kegiatan tidak menimbulkan kecemburuan sosial bagi masyarakat miskin lainnya.
(2)          Kemiskinan akan meningkat  jika masyarakat sendiri tidak berusaha dalam memajukan negara.
(3)    Kemiskinan adalah rendahnya nilai tatanan kehidupan di suatu daerah, baik di perkotaan maupun di pedesaaan, serta yang menyangkut masalah moral, materil maupun spiritual.

4.2. SARAN
(1) Ikut serta mencerdaskan bangsa Indonesia.
(2) berjuang, bekerja keras, dan berdoalah jangan pantang menyerah.
(3) saling membantu kepada sesama.
(4) Perlu adanya usaha untuk mengatasi masalah kemiskinan tersebut. Dimulai dari individu itu sendiri dengan cara memberantas kemiskinan didalam diri sendiri melalui pendidikan hingga kejenjang yang lebih tinggi.
(5) perlu dilakukan peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, serta pengeluaran dan konsumsi rumah tangga oleh pemerintah untuk mengurangi kemiskinan absolut.

4.3. HASIL PENELITIAN
                Hasil yang dapat diambil oleh penulis melalui kegiatan karya tulis yang berjudul “Kesenjangan Garis Kemiskinan “ adalah :
(1)    Kemiskinan dapat membuat orang putus asa dan  memutuskan cita-cita anak bangsa.
(2)    Pemerintah selalu berupaya untuk meminimalisasikan angka kemiskinan di Indonesia.
(3)    Kemiskinan dapat menimbulkan beraneka ragam masalah.
(4)    Kemiskinan dapat terjadi karena rendahnya kualitas yang dimiliki manusia itu sendiri.

BAB V
Datar pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar