ABSTRAK
Permasalahan kemiskinan menjadi satu
persoalan yang tak kunjung selesai dibicarakan dan diperdebatkan, entah itu di
wilayah pedesaan maupun perkotaan. Kemiskinan yang menjadi tanggung jawab Negara
juga disiasati oleh pemerintah daerah setempat dengan melakukan berbagai macam
progam pengentasan kemiskinan baik itu berupa bantuan material maupun program
yang ditujukan untuk mengembangan potensi masyarakat. Satu hal yang biasa
dilakukan adalah pemberdayaan masyarakat. Baik melalui pemberdayaan keluarga,
pemberdayaan masyarakat, serta pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil.
Pembangunan
yang dilaksanakan di Indonesia telah berhasil menurukan penduduk miskin,
meskipun belum mampu menghilangkan kemiskinan di Indonesia. Terjadinya krisis
ekonomi yang mencapai puncak pada tahun 1998, menyebabkan jumlah penduduk
miskin meningkat kembali secara tajam.berbaga program pengentasan kemiskinan
yang dilaksanakan pemerintah sejak berlangsungnya krisis tersebut mampun
menurunkan jumlah penduduk miskin. Namun penurunan terebut terkesan lamban. Program-program tersebut
antara lain : program RASKIN, Program Keluarga Harapan(PHK), Bantuan Operasional
Sekolah(BOS), Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat(PNPM), Pengembangan Infrastruktur
Sosial Ekonomi Wilayah(PISEW), Kredit Usaha Rakyat(KUR), dll.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Kemiskinan merupakan masalah sosial laten dan aktual yang
senantiasa hadir di tengah-tengah masyarakat, khususnya di negara-negara
berkembang. Dalam konteks masyarakat Indonesia, masalah kemiskinan juga
merupakan masalah sosial yang senantiasa relevan untuk dikaji secara terus
menerus. Ini bukan saja karena masalah kemiskinan telah ada sejak lama,
melainkan pula karena masalah ini masih hadir di tengah-tengah kita dan bahkan
kini gejalanya semakin meningkat sejalan dengan krisis multidimensional yang
masih dihadapi oleh Bangsa Indonesia. Selama beberapa dekade terakhir, pemahaman tentang
kemiskinan telah bergeser dari sematamata pertimbangan penghasilan atau
konsumsi ke arah definisi yang mencakup berbagai dimensi ekonomi, politik dan
sosial kesejahteraan. Pemahaman kemiskinan meliputi aspek aspek seperti
penentuan nasib diri, pilihan, aset, kapabilitas, inklusi, ketaksetaraan,
hak-hak asasi manusia, kerentanan, pemberdayaan, dan kesejahteraan subyektif.
Rendahnya
tingkat kehidupan yang sering sebagai alat ukur kemiskinan pada hakekatnya
merupakan salah satu mata rantai dari munculnya lingkaran kemiskinan. Walaupun
telah dilakukan berbagai upaya dalam menanggulanginya, namun sampai saat ini
masih terdapat lebih dari 1,2 milyar penduduk dunia yang hidup dengan
pendapatan kurang dari satu dolar perhari dan lebih dari 2,8 milyar penduduk
dunia hanya berpenghasilan kurang dari dua dollar perharinya. Mereka hidup
dibawah tingkat pendapatan riil minimum internasional. Garis tersebut tidak
mengenal tapal batas antar negara. Latar belakang lingkaran kemiskinan di
indonesia beraneka ragam,seperti faktor tingkat pendidikan yang rendah,
produktivitas tenaga kerja yang rendah, tingkat upah yang rencah, distribusi
pendapatan yang timpang, kesempatan kerja yag kurang, kualitas sumberdaya alam
yang rendah, penggunaan teknologi yang masih kurang, etos kerja dan motivasi
pekerja yang rendah, masih adanya kultur/budaya(tradisi), serta belum stabil
jalannya politik di Indonesia. Kemiskinan telah membuat jutaan anak tidak bisa
mengenyam pendidikan, dan masalah lain yang menjurus lain yang menjurus ke arah
tindakan kekerasan dan kejahatan.
Salah satu akar permasalahan kemiskinan di Indonesia
yakni tingginya disparita antar daerah akibat
tidak meratanya ditribusi pendapatan, sehingga kesenjangan antara
masyarakat kaya dan masyarakat miskin di Indonesia semakin melebar. Misalnya
tingkat kemikinan antara Nusa Tenggara Timur dan DKI Jakarta atau Bali,
disparitas pendapatan daerah sangat besar dan tidak berubah urutan tingkat
kemiskinan dari tahun 1999-2002.
Besarnya jumlah penduduk miskin akan berpotensi menciptakan permasalahan sosial
yaitu menurunnya kualitas sumber daya manusia, munculnya ketimpangan dan
kecemburuan sosial, terganggunya stabilitas sosial dan politik dan meningkatnya
angka kriminalitas. Pada gilirannya, kondisi tersebut menghambat perkembangan
ekonomi nasional dan menyulitkan Indonesia keluar dari ketertinggalan.
Ada
dua kondisi yang menyebabkan kemiskinan terjadi, yaitu kemiskinan alami dan kemiskinan buatan. Kemiskinan alami
terjadi akibat sumber daya alam(SDA) yang terbatas , penggunaan teknologi yang
rendah dan bencana alam. Kemiskinan buatan diakibatkan oleh imbas dari para
birikrat kurang berkompeten dalam penguasaan ekonomi ddan berbagai fasilitas
yng tersedia, sehingga mengakibatkan susahnya untuk keluar dari kemelut kemiskinan tersebut. Dampaknya,
para ekonom selalu gencar mengkritik kebijakan pembangunan yang mengedepankan
pertumbuhan ketimbang dari pemerataan.
Di banyak negara, pemerintah
melaksanakan desentralisasi wewenang keuangan, politik, dan administrasi ke
tingkat pemerintahan di bawahnya dengan harapan bahwa hal ini dapat
meningkatkan mutu pemerintahan daerah, meningkatkan penanggulangan kemiskinan,
dan memajukan pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan. Tetapi beberapa
penelitian terkini tentang reformasi desentralisasi di seluruh dunia
mengungkapkan fakta bahwa kondisi yang tercipta sering tidak sesuai dengan
harapan tinggi yang disematkan pada desentralisasi.
1.2.RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang
yang telah saya uraikan maa masalah yang akan saya bahas:
1. Apa faktor penyebab yang melatarbelakangi terjadinya kemiskinan di
Indonesia?
2. Sebutkan
dan jelaskan dua kondisi yang menyebankan kemisinan terjadi?
3. Akar permasalahan seperti apakah yang ada di Indonesia,
sehingga terjadi kesenjangan diantara masyarakat?
4. Apa
dampak dari permasalahan sosial diatas?
1.3.TUJUAN PENELITIAN
1. Mengenali
pengetahuan tentang kemiskinan di Indonesia.
2. Memahami
kecenderungan kemiskinan di Indonesia.
3. Mengetahui
faktor-faktor meningkatnya kemiskinan di Indonesia.
4.
Menganalisis multidimensionalitas kemiskinan.
5. Memahami
dampak desentralisasi.
1.4.METODE PENELITIAN
Metode yang saya gunakan adalah:
1. Deskriptif.
2. Kajian pustaka dilakukan dengan mencari literatur di
internet dan buku – buku panduan.
1.5. SISTEMATIKA PENULISAN
ABSTRAK
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar
belakang masalah
1.2. Perumusan
masalah
1.3. Tujuan penelitian
1.4. Metode
penelitian
1.5. Sistematika
penulisan
BAB II KERANGKA TEORI
2.1. Pengertian
kemiskinan
2.2. Faktor –faktor terjadinya kemiskinan
2.3. Dampak dari kemiskinan
2.4. Penanggulangan
kemiskinan
BAB III PEMBAHASAN
3.1. Konsep kemiskinan di Indonesia.
3.2. Jenis-jenis kemiskinan
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
4.3. Hasil penelitian
BAB V
5.1. Daftar pustaka
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1. Pengertian kemiskinan
Secara etimologis “kemiskinan”
berasal dari kata “miskin” yang artinya tidak berharta benda dan serba
kekurangan. Kemiskinan adalah
keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti
makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan
dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya
akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global.
Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara
yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi
memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan,dll.
Dari segi sosial, kemiskinan penduduk dapat juga disebutkan sebagai
suatu kondisi sosial yang sangat rendah,
seperti penyediaan fasilitas kesehatan yang tidak mencukupi dan penerangan yang
minim (Sumardi dan Dieter, 1985). Kondisi sosial lain dari penduduk miskin
biasanya dicirikan oleh keadaan rumah tangga dimana jumlah anggota keluarga
banyak, tingkat pendidikan kepala rumah tangga dan anggota rumah tangga rendah,
dan umumnya rumah tersebut berada di pedesaan (BPS, 2002). Dapat juga
dikatakan bahwa kemiskinan sosial adalah kemiskinan yang disebabkan oleh adanya
faktor-faktor penghambat sehingga mencegah dan menghalangi seseorang untuk
memanfaatkan kesempatan – kesempatan yang tersedia.
2.2. Faktor-faktor terjadinya
kemiskinan
Pada umumnya
di negara Indonesia beberapa penyebab kemiskinan adalah sebagai berikut :
2.2.1.
Laju Pertumbuhan Penduduk
Sama hal
nya dengan migrasi, Pertumbuhan penduduk Indonesia terus meningkat di setiap 10 tahun menurut hasil sensus penduduk. Banyaknya jumlah penduduk ini membawa Indonesia
menjadi negara ke-4 terbanyak penduduknya setelah China, India dan Amerika. Meningkatnya jumlah penduduk membuat
Indonesia semakin terpuruk dengan keadaan
ekonomi yang belum mapan. Jumlah
penduduk yang bekerja tidak sebanding
dengan jumlah beban ketergantungan. Penghasilan yang minim ditambah dengan banyaknya beban ketergantungan yang harus
ditanggung membuat penduduk hidup di
bawah garis kemiskinan .
2.2.2.
Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja dan Pengangguran
Secara garis
besar penduduk suatu Negara dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja dan bukan
tenaga kerja. Yang termasuk sebagai tenaga kerja ialah penduduk yang berumur
didalam batas usia kerja. Tenaga kerja dipiliih pula kedalam dua kelompok yaitu
angktan kerja dan bukan angkatan kerja . yang termasuk angkatan kerja ialah tenaga kerja atau penduduk dalam usi a
kerja yang bekerja atu mempunyai pekerjaan namun untuk sementara tidak bekerja, dan yang mencari pekerjaan. Sedangkan yang
termasuk sebagai bukan angkatan kerja adalah tenaga kerja dalam usia kerja yang
tidak sedang bekerja, tidak mempunyai pekerjaan dan tidak sedang mencari
pekerjaan, yakni orang-orang yang kegiatannya bersekolah, mengurus rumah
tangga, serta orang yang menerima pendapatan tapi bukan merupakan imbalan
langsung atas jasa kerjanya.
Selanjutnya angkatan kerja dibedakan pula
menjadi dua subkelompok yaitu pekerjadan
penganggur. Yang dimaksud dengan pekerja adalah orang-orang yangmempunyai pekerjaan, mencakup orang-orang yang
mempunyai pekerjaan danmemang sedang
bekerja maupun orang yang memilki pekerjaan namun sedangtidak bekerja. Adapun yang dimaksud dengan
pengangguran adalah orang yangridak
mempunyai pekerjaan, lengkapnya orang yang tidak bekerja dan mencari pekerjaan.
2.2.3.
Tingkat Pendidikan yang Rendah
Rendahnya
kualitas penduduk juga merupakan salah satu penyebab kemiskinan di suatu negara. Ini
disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan tenaga
kerja. Untuk adanya perkembangan ekonomi terutama industry, jelas sekali
dibuthkan lebih banyak teanga kerja yang mempunyai skill atau paling tidak
dapat membaca dan menulis.Menurut Schumaker pendidikan merupakan sumber daya
yang terbesar manfaatnya dibandingkan faktor-faktor produksi lain. ( Irawan,
1999).
2.3. Dampak dari Kemiskinan
Dampak
kemiskinan di Indonesia menimbulkan berbagai penyakit pada kelompok risiko
tinggi seperti ibu hamil dan menyusui,pada bayi,balita,maupun lanjut usia. Kemiskinan
memang selalu ada di tengah-tengah masalah social, ekonomi, budaya, maupun
politik . Hal seperti itu telah membutakan dari segi pendidikan . banyak putra-putri
Indonesia yang putus sekolah karena ketidakmampuan memenuhi kebutuhan
pendidikan, siswa yang nekat bunuh diri akibat tertekan oleh ketiadaan ekonomi,
banyak pula anak dibawah umur bekerja keras dengan tujuan mendapatkan dan
memberikan sesuap nasi untuk keluarganya, dll.
Di era
sekarang ini, kemiskinan memang dapat menyebabkan beragam masalah. Hal tersebut
telah memberikan dampak mulai dari tindak kriminal, tindak asusila,
penganggura, terganggunya kesehatan, dll.
2.4. Penaggulangan Kemiskinan
Pemerintah
telah menetapkan tiga
jalur strategi pembangunan, yaitu:
(1) Pro-pertumbuhan, untuk meningkatkan dan
mempercepat pertumbuhan melalui investasi
(2) Pro-lapangan kerja, agar pertumbuhan
ekonomi ddpat menciptakan lapangan pekerjaan yang luas dengan menekankan pada
investasi padat pekerja
(3) Pro-masyarakat miskin, agar pertumbuhan
ekonomi dapat mengurangi jumlah penduduk miskin dengan penyempurnaan system perlindungan
social,meningkatkan akses kepada pelayan dasar, dan melakukan pemberdayaan
masyarakat.
Pembangunan yang dilakukan
dimaksudkan untuk menciptakan kesempatan kerja yang seluas-luasnya dan mengurangi
penduduk miskin secepat-cepatnya dengan melibatkan seluruh masyarakat.
Instrument
utama penanggulangan kemiskinan :
(1) Bantuan social terpadu berbasis
keluarga, bertujuan mengurangi beban rumah tangga miskin melalui peningkatan
akses terhadap pelayanan kesehatan, pendidikan, air bersih, dan sanitasi. Seperti
; Program Keluarga Harapan(PHK), Bantuan Operasional Sekolah(BOS), sasaran program
BOS 2011, Program Bantuan Siswa Miskin(BSM), Program Jaminan Kesehatan
Masyarakat(JAMKESMAS), Program Beras untuk Keluarga Miskin(RASKIN), dll.
(2) Penanggulangan kemiskinan berbasis
pemberdayaan masyarakat, bertujuan mengembangkan potensi dan memperkuat
kapasitas kelompok masyarakat miskin untuk terlibat dalam pembangunan yang
didasarkan pada prinsip-prinsip. Seperti ; Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat(PNPM),
Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah(PISEW), Program Penyediaan
Air Berbasis Masyarakat(PAMSIMAS), dll.
(3) Penaggulangan kemiskinan berbasis
pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil, bertujuan memberi akses dan
penguatan ekonomi bagi pelaku usaha berskala mikro dan kecil. Seperti ; Kredit
Usaha Rakyat(KUR), Kredit Usaha Bersama(KUBE),
Sumber : TNP2K, 2011
Selain itu,
pemerintah menerbitkan Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun 2011 Tentang Tim
Koordinasi Peningkatan dan Perluasan Program Pro-Rakyat. Upaya peningkatan dan
perluasan program pro-rakyat dilakukan melalui :
(1)
Program rumah sangat murah.
(2)
Program kendaran angkutan umum murah.
(3)
Program air bersih untuk rakyat.
(4)
Program listrik murah dan hemat
(5)
Program peningkatan kehidupan nelayan.
(6)
Program peningkatan kehidupan miskin perkotaan.
Berbagai
program penanggulangan kemiskinan telah dilaksanakan oleh pemerintah. Terlepas
dari berbagai kendala yang dihadapi, program-program tersebut secara nyata
telah berhasil menurunkan jumlah masyarakat miskin dan tingkat kemiskinan
nasional dalam lima tahun terakhir. Keberhasilan tersebut tidak lepas dari
keberhasilan program-program sektoral yang dilaksanakan secara integratif dan
terkoordinasi antar kementerian/lembaga.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.
Konsep kemiskinan di Indonesia
Kemiskinan
merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling
berkaitan satu sama lain diantaranya tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan,
akses terhadap barang dan jasa, lokasi geografis, gender dan kondisi
lingkungan.
Kemiskinan adalah kondisi dimana sesorang atau kelompok orang baik laki-laki maupun perempuan, tidak terpenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupannya yang bermartabat. Konsep ini beranjak dari pendekatan berbasis hak yang menyatakan bahwa masyarakat miskin mempunyai hak-hak dasar yang sama dengan anggota masyarakat lainnya, dalam hal ini layaknya orang mampu.
Badan Pusat Statistik (BPS) mendefinisikan bahwa kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari aspek ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan atau pengeluaran. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita perbulan di bawah garis kemiskinan.
Sedangkan dari pendapat para pakar ekonomi melihat bahwa kemiskinan yang terjadi di Indonesia saat ini adalah kemiskinan periodik atau kemiskinan musiman artinya kemiskinan dapat terjadi manakala daya beli masyarakat menurun atau rendah. Sedangkan, kemiskinan individu dapat terjadi pada setiap anggota masyarakat, terutama kaum cacat fisik atau mental, anak-anak yatim, dan kelompok kelompok lanjut usia.
Pengertian lain disampaikan oleh Prof. Mubiyarto menyebutkan bahwa konsep kemiskinan adalah rendahnya taraf kehidupan suatu masyarakat baik yang berada di pedesaan maupun yang berada di daerah perkotaan. Dari konsep-konsep di atas dapat disimpulkan bahwa kemiskinan tersebut secara global dapat disebutkan : Kemiskinan adalah rendahnya nilai tatanan kehidupan di suatu daerah, baik di perkotaan maupun di pedesaaan, serta yang menyangkut masalah moral, materil maupun spiritual.
Kemiskinan adalah kondisi dimana sesorang atau kelompok orang baik laki-laki maupun perempuan, tidak terpenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupannya yang bermartabat. Konsep ini beranjak dari pendekatan berbasis hak yang menyatakan bahwa masyarakat miskin mempunyai hak-hak dasar yang sama dengan anggota masyarakat lainnya, dalam hal ini layaknya orang mampu.
Badan Pusat Statistik (BPS) mendefinisikan bahwa kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari aspek ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan atau pengeluaran. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita perbulan di bawah garis kemiskinan.
Sedangkan dari pendapat para pakar ekonomi melihat bahwa kemiskinan yang terjadi di Indonesia saat ini adalah kemiskinan periodik atau kemiskinan musiman artinya kemiskinan dapat terjadi manakala daya beli masyarakat menurun atau rendah. Sedangkan, kemiskinan individu dapat terjadi pada setiap anggota masyarakat, terutama kaum cacat fisik atau mental, anak-anak yatim, dan kelompok kelompok lanjut usia.
Pengertian lain disampaikan oleh Prof. Mubiyarto menyebutkan bahwa konsep kemiskinan adalah rendahnya taraf kehidupan suatu masyarakat baik yang berada di pedesaan maupun yang berada di daerah perkotaan. Dari konsep-konsep di atas dapat disimpulkan bahwa kemiskinan tersebut secara global dapat disebutkan : Kemiskinan adalah rendahnya nilai tatanan kehidupan di suatu daerah, baik di perkotaan maupun di pedesaaan, serta yang menyangkut masalah moral, materil maupun spiritual.
3.2. Jenis-jenis kemiskinan
Ada berbagai jenis kemisikinan
yang terjadi pada bangsa Indonesia antara lain sebagai berikut: Pertama adalah
kemiskinan absolut yaitu kemiskinan yang terjadi pada masyarakat dimana
kebutuhan-kebutuhan yang minimum tidak dapat terpenuhi. Kedua adalah kemiskinan
relatif yaitu kemiskinan yang terjadi akibat dari distribusi pendapatan
rata-rata. Hal ini tergantung pada perspektif individu terhadap pendapatan yang
dihasilkan perbulan dengan orang lain. Misalnya ketika anda mengetahui
seseorang yang bekerja di sebuah perusahaan yang mempunyai level yang sama
terhadap anda dan memiliki gaji di atsa 7 juta perbulan sedangkan anda hanya
sekitar 5 juta perbulan maka pada situasi inilah anda telah mengalami
kemiskinan relatif.
Kemiskinan relatif ini terjadi pada siapa saja kecuali yang tidak mempunyai penghasilan karena sifatnya yang bergantung pada persperktif pikiran seseorang. Hal ini terjadi karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemiskinan tersebut antara lain sebagai berikut:
a) Kesenjangan sosial yang berlebihan, ini mungkin berhubungan dengan strata sosial.
b) Ketidakadilan Strukural.
c) Efek Pameran Barang-barang konsumtif (demonstration effects).
Kemiskinan relatif ini terjadi pada siapa saja kecuali yang tidak mempunyai penghasilan karena sifatnya yang bergantung pada persperktif pikiran seseorang. Hal ini terjadi karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemiskinan tersebut antara lain sebagai berikut:
a) Kesenjangan sosial yang berlebihan, ini mungkin berhubungan dengan strata sosial.
b) Ketidakadilan Strukural.
c) Efek Pameran Barang-barang konsumtif (demonstration effects).
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan yang tersebut di atas maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa
Program Penanggulangan kemiskinan sudah cukup baik meskipun masih banyak
kendala yang terjadi di masyarakat. Ada beberapa kesimpulan yang penulis
utarakan diantaranya:
(1)
Program Pemberdayaan Masyarakat maupun program
pemberdayaan usaha ekonomi secara mikro dan kecil perlu dibenahi tentang pendataan warga miskin
agar dalam pelaksanaan kegiatan tidak menimbulkan kecemburuan sosial bagi
masyarakat miskin lainnya.
(2)
Kemiskinan akan meningkat jika masyarakat sendiri tidak berusaha dalam
memajukan negara.
(3) Kemiskinan
adalah rendahnya nilai tatanan kehidupan di suatu daerah, baik di perkotaan
maupun di pedesaaan, serta yang menyangkut masalah moral, materil maupun
spiritual.
4.2. SARAN
(1) Ikut serta mencerdaskan bangsa Indonesia.
(2) berjuang, bekerja keras, dan berdoalah jangan pantang menyerah.
(3) saling membantu kepada sesama.
(4) Perlu adanya usaha untuk mengatasi masalah kemiskinan tersebut. Dimulai
dari individu itu sendiri dengan cara memberantas kemiskinan didalam diri
sendiri melalui pendidikan hingga kejenjang yang lebih tinggi.
(5) perlu dilakukan peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, serta
pengeluaran dan konsumsi rumah tangga oleh pemerintah untuk mengurangi
kemiskinan absolut.
4.3. HASIL PENELITIAN
Hasil yang dapat diambil oleh
penulis melalui kegiatan karya tulis yang berjudul “Kesenjangan Garis Kemiskinan “ adalah :
(1) Kemiskinan
dapat membuat orang putus asa dan memutuskan cita-cita anak bangsa.
(2) Pemerintah
selalu berupaya untuk meminimalisasikan angka kemiskinan di Indonesia.
(3) Kemiskinan
dapat menimbulkan beraneka ragam masalah.
(4) Kemiskinan
dapat terjadi karena rendahnya kualitas yang dimiliki manusia itu sendiri.
BAB
V
Datar pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar